Minggu, 28 Maret 2021

Puasa Tengah Syakban

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallah anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا

" Kalau sudah masuk pertengahan bulan Sya'ban, makan janganlah kalian berpuasa."
[ HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (2/300) ]

Dalam hadits yang lain, yaitu dari sayyidah Aisyah radhiyallah anha berkata beliau berkata :

كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: قَدْ صَامَ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: قَدْ أَفْطَرَ، وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ، أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

" Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpuasa hingga kami katakan beliau terus berpuasa, dan beliau juga tidak berpuasa hingga kami berkata beliau tidak berpuasa. Dan tidaklah aku melihat beliau banyak berpuasa melebihi ketika bulan Sya'ban. Beliau berpuasa di Sya'ban seluruh bulan itu, dan tidaklah beliau berpuasa Sya'ban kecuali beberapa hari saja."
[ HR. Muslim dalam Shahih-nya (2/811) ]

Dalam redaksi hadits sayyidah Ummi Salamah dikatakan :

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

" Tidaklah beliau shallallahu alaihi wa sallam berpuasa dalam setahun, satu bulan penuh kecuali di bulan Sya'ban."
[ HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (2/300) ]

Secara dzōhir, hadits Abu Hurairah dan Aisyah juga Ummu Salamah di atas adalah bertentang. Dimana yang pertama menujukkan larangan puasa ketika sudah masuk pertengan bulan Sya'ban (tanggal 16 ke atas). Sedangkan hadits Aisyah dan Ummu Salamah menunjukkan bahwa Nabi shallallahu alaihi banyak berpuasa di bulan Sya'ban walaupun sudah lewat pertengahan Sya'ban. Maka bagaimana mengkompromikan hadits yang terlihat kontradiksi ini ?

Berkata Asy-Syīrōzi :

فإن وصله بما قبل النصف جاز وإن وصله بما بعده لم يجز 

" Maka jika seseorang menyambung puasa dengan puasa sebelum pertengahan Sya'ban maka boleh, dan jika menyambungkannya dengan setelah pertengahan Sya'ban maka tidak boleh."
[ Al-Muhadzdzab fī Fiqh Al-Imām Asy-Syāfi'ī, (1/346) ]

Lebih jelas lagi, berkata Al-Millibāri :

وكذا بعد نصف شعبان ما لم يصله بما قبله أو لم يوافق عادته أو لم يكن عن نذر أو قضاء ولو عن نفل

" Demikan pula (diharamkan puasa) setelah lewat pertengahan Sya'ban; selama tidak menyambungkannya dengan puasa sebelumnya, atau tidak berkesesuaian dengan kebiasaan puasanya, atau bukan puasa nadzar atau qodho untuk puasa sunnah."
[ Fathul Mu'īn bi Syarh Qurrotil 'Ain, hal.281 ]

KESIMPULAN

1. Hukum asal puasa setelah lewat pertengahan Sya'ban adalah haram, sebagaimana larangan dalam hadits Abu Hurairah.

2. Puasa setelah lewat pertengahan Sya'ban ini diperbolehkan (tidak lagi haram) dengan beberapa alasan :

 a. Dia sudah berpuasa sejak awal Sya'ban

 b. Dia memiliki kebiasan puasa sunnah, dan bertepatan dengan pertengahan Sya'ban. Seperti kebiasan puasa senin kamis dan dia mendapati hari tersebut setelah lewat bulan Sya'ban.

 c. Jika punya hutang nadzar puasa, maka tidak mengapa dia bayar setelah lewat tengah Sya'ban.

d. Jika punya hutang qodho puasa, maka tidak mengapa dia bayar setelah lewat tengah Sya'ban.

Wallahu Ta'ala A'lam

Abu Harits Al-Jawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar