Selasa, 21 Maret 2023

,
PERTAMA
Jika amal tersebut dikerjakan dengan niat yang berhubungan dengan akhirat, maka dia memperoleh pahala tanpa diragukan lagi, Sebagaimana firman Allah Ta'ala;

و من أراد الآخرة و سعى لها سعيها و هو مؤمن فأولئك كان سعيهم مشكورا
"Siapa yang menginginkan akhirat dan berusaha, sedang dia dalam kondisi beriman, merekalah orang yang amalnya akan dibalas kebaikan." [QS Al-Isro ayat 19]

KEDUA
Jika amal tersebut dikerjakan karena riya', ingin ingin mendapat pujian dari orang lain dan dilihat sahaja, atau hanya menginginkan hal-hal duniawi saja, tanpa menyertakan niat-niat akhirat. Maka seperti ini hukumnya dosa dan tentu tak akan mendapat pahala. Allah Ta'ala berfirman;

من كان يريد حرث الدنيا نؤته منها و ما كان له في الآخرة من نصيب
"Dan siapa yang menginginkan dunia saja, maka Kami akan berikan dunia padanya, dan diakhirat dia tidak akan mendapatkan bagian." [QS Asy-Syuro ayat 20]

KETIGA
Jika amal yang dikerjakan ada sisi niat akhirat, namun masih tercampuri riya', maka ini juga tidak akan mendapatkan pahala. Sebagaimana dalam hadits qudsi yang shahih;

أنا أغنى الشركاء عن الشرك من عمل عملا أشرك فيه معي تركته و شركه
"Aku (Allah) paling tidak butuh kepada sekutu, maka siapa yang beramal dan memberikan kepada-Ku sekutu di dalamnya, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya." [HR.Muslim]

KEEMPAT
Jika amal yang dikerjakan ada sisi akhiratnya, namun tercampuri dengan keinginan duniawi selain riya', seperti orang berangkat haji namun ada sedikit niatan untuk berdagang juga, dan semisalnya. Maka pahalanya akan disesuaikan dengan prosentasi niat akhiratnya.

Wallahu Ta'ala A'lam

Ditulis oleh Ustadz Abu Harits Danang Santoso Al-Jawi
Pengasuh Fiqhgram

_
REFERENSI
Al-Fathul Mubin Syarh Arbain. Ibnu Hajar Al-Haitami Asy-Syafii. Jeddah, Darul Minhaj. Cetakan pertama.