Minggu, 25 Juli 2021

,
Ketika menulis suatu buku, saya tidak langsung menuliskannya pada halaman word. Saya lebih suka bikin corat-coret dahulu. Biasanya saya tulis tangan, habis itu saya akan lihat lagi. Yang menurut saya pas maka saya biarkan. Kalau ada kata yang tak sesuai (apalagi berbahasa Arab), maka tak segan saya coret sajalah. Nggak pakek tipex atau stipo ? Nggak, saya lebih suka langsung coret. Karena disitu saya masih bisa melihat bahwa saya makhluk lemah dan bodoh, terbukti saya nggak bisa nulis dengan sekali tulis.
.
Setelah saya bikin coretan di buku pakek bolpen, terus saya lihat kembali, terus saya coretin sana-sini. Menambah yang kiranya perlu di tambah. Barulah saya ketik ulang di word, dengan format yang cakep sambil dikasih layout apa adanya. Kebanyakan buku yang saya tulis prosesnya kayak gitu. Jarang yang langsung tulis di word, kecuali kalo emang cuma kumpulan artikel² saya yg diformat jadi buku.
.
Dua proses di atas dalam dunia literasi Islam disebut taswīd dan tabyīdh. Yups. Taswīd berasal dari kata سوّد yg maknanya menghitamkan. Karena memang di proses ini, penulis akan banyak menghitamkan kertas karena koreksi sana sini. Sedangkan proses kedua yakni tabyīdh berasal dari kata بيّض yang maknanya memutihkan. Karena disini penulis menulis ulang tulisannya dg lebih rapih dan cakep tanpa perlu coret kembali.
.
Btw, sudah menuliskah anda hari ini ?! Kalau belum, silahkan baca buku. Karena mustahil menulis kalau tak mau baca buku.
.
#literasi #santri #santrikeren #santrigayeng #santriindonesia #bookstagram #instabook #booktuber #menulis #kitabkuning #kitabklasik #membaca #ngaji #ngajikitab

Abu Harits Al-Jawi

Senin, 12 Juli 2021

,

MUQODDIMAH

Sepuluh tahun yang lalu, saya nggak pernah kepikiran bahwa ngaji bisa online kayak hari ini. Demikian pula dipikiran kawan-kawan semua, saya yakin. Dulu ngaji ya harus datang ke tempat kajian. Kalaupun mau online, paling lewat radio. Di zaman itu saya suka dengerin radio Suara Al-Iman Surabaya. Sampe hari ini pun catatan-catatan kajian masih ada. Juga download kajian dari internet terkadang. Tapi nggak se-keren hari ini sih.

Namun perlu diketahui juga kawan², ngaji secara online pun butuh manhaj yang tepat supaya bener² dapet banyak ilmu. Manhaj yg saya maksud disini adalah metode dan tips² buat ngaji online yg insyaallah akan saya sampaikan beberapa.

Oke. Sebelum masuk ke pembahasan inti perlu beberapa hal yg kita fahami bersama nih.

PERTAMA
Ngaji online tidaklah sama dengan ngaji offline. Perbedaan yg paling mendasar adalah masalah keberkahan dan pahala hadir majelis ilmu. Keberkahan ilmu bergantung kepada guru. Sedang pahala majelis ilmu hanya didapat secara offline saja. Meski begitu, dari sisi ilmu pengetahuannya insyaallah dapet. Oleh karenanya, usahkan meski online kita tetap bisa kenal dan ada kedekatan dengan guru tersebut. Ini penting.

KEDUA
Ngaji online lebih butuh kepada niat dan kesungguhan yg ekstra dibanding ngaji offline. Kok bisa ? Ya kamu bisa bayangin aja. Ketika ngaji enak² eh terus muncul notif temen ig ato fb komen. Atau ada chat wa masuk dari kawan lama. Nah lo, kira² kuar nggak nahan godaan buat nggak buka itu komen ato chat ? Disitu niat dan kesungguhan kita diuji. Juga, karena online jadi ngerasa nggak diawasi. Jadi ya ngajinya sambil santai² gitu. Kadang tiba² ketiduran bangun² dah sesi tanya jawab aja.

KETIGA
Ngaji online tergantung mood. Jadi pas mood kamu jelek, yakin kamu nggak bakal buka kajian. Paling buka hp but scrol nggak jelas. Karena online, kita ngerasa nggak ada tuntutan. Akhirnya, sering kita tunda jadwal ngajinya. Karena nggak khawatir telat atau kelewat. Kan ada rekamannya. Disitulah kedisiplinan dalam ngaji kita diuji.

BAB 1 : MATERI KAJIAN

Ada 3 pembahasan inti dalam menjelaskan metode ngaji online. Pertama, tentang materi kajian. Kedua, tentang guru yang diambil ilmunya. Ketiga, tentang manajemen waktu. Sekarang, kita bahas bagian pertama, yaitu tentang materu kajian.

PERTAMA
Ketika memulai ngaji online, kita harus buat skala prioritas dalam memilih materi kajian. Ada materi inti, ada materi sampingan, ada materi moodboster. Untuk materi inti ini, maka jangan sampai terlewat setiap harinya. Paksakan diri untuk terus mengikuti materi inti sampai selesai. Adapun materi sampingan, maka ini diikuti jika materi inti sudah beres. Adapun materi moodboster, namanya aja moodboster. Fungsinya jika pas mood lagi turun, maka materi ini jadi penyemangat untuk ngaji lagi.

KEDUA
Penetuan materi. Ada beberapa kriteria yg bisa dijadikan patokan untuk menentukan kriteria materi. Contoh, untuk materi inti adalah materi kuliah jika kita kuliah online. Untuk materi sampingan, adalah materi sama' hadits. Untuk materi moodboster kita pilih kajian siroh atau sejarah Islam. Bisa juga, penentuan materi inti dengan isi materi itu sendiri. Misal, kita ingin fokus belajar fiqh. Maka materi² fiqh jadi materi inti kita. Untuk sampingan bisa materi tafsir ayat ahkam. Untuk moodboster bisa materi biografi para ulama. Dan seterusnya.

KETIGA
Untuk materi kajian inti & sampingan yang kita pilih, hendaknya materi² yg membahas satu kitab sampai khatam. Baru untuk moodboster, kita bisa pilih kajian tematik yg asyik². Jika kita ingin meningkatkan kualitas ilmu agama kita, saya peringatkan jangan banyak² ngaji tematik. Banyakin ngaji satu kitab sampai khatam. Dan ingat, cari kajian kitab yg benar² sampai khatam, jangan sepotong-potong. Setelah khatam, baru kitab selanjutnya.

KEEMPAT
Materi kajian nggak harus live streaming. Rekaman pun bukan masalah. Yg penting, tujuan dalam pengklasifikasian materi ngaji kita tercapai. Karena nggak semua materi yg kita inginkan itu bisa hadir secara live. Atau mungkin memang ada live, tapi nggak cocok sama schedule dunia nyata kita. Memang ngaji live memiliki keutamaan, tapi bukan segalanya dalam dunia online. Kecuali kalo mau dapat sanad ya, emang harus live supaya sah dalam ilmu riwayat.

BAB 2 : PEMILIHAN GURU

Yaitu pembahasan tentang pemilihan guru dalam ngaji online. Maksud dari pemilihan guru disini bukan hanya dari sisi aqidahnya saja, akan tetapi dilihat dari segala sisi yg dibutuhkan, termasuk juga membangun kedekatan. Karena sebagaimana yg sudah pernah saya singgung di awal tulisan pertama, bahwa ilmu agama bukan hanya masalah pengetahuan semata, tapi juga penting mencari unsur keberkahan. Dan keuntungannya dalam dunia ngaji online, kita dihadapkan dengan banyak sekali pilihan ustadz atau syaikh yg memiliki kompetensi yg kita butuhkan, sehingga kita benar-benar bisa memilih kajian guru mana yg kita ambil.

PERTAMA
Pilihlah guru yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu yang akan kita ambil. Misal saja, kita ingin belajar aqidah, maka kita cari para guru yg memang punya latar belakang pendidikan aqidah atau memang punya konsen lebih dalam hal tersebut. Atau misal fiqh, kita bisa memilih guru yg memiliki konsen dalam fiqh madzhab tersebut. Atau hadits, siroh, nahwu, dan sub² ilmu yang lainnya. Ingat, seorang guru yang sering mengkaji satu bidang ilmu tertentu, berarti itu menunjukkan konsen beliau dalam bidang tersebut. Dan seseorang yg punya konsen terhadap satu jenis ilmu, akan lebih mumpuni dan memahami secara mendalam jenis ilmu tersebut dibanding guru yg ngaji semua jenis ilmu. Nah dari mana kita tahu konsen guru pada satu ilmu tersebut ? Bisa kita cari tahu dari latar pendidikannya. Bisa juga dilihat dari postingan², juga dari kajian² youtube atau facebooknya. Semuanya bisa mengindikasikan ke arah mana guru tersebut memiliki konsen lebih.

KEDUA
Setelah mendapat guru yg pas, maka lihat kembali ke kajian kitab yg akan kita ikuti. Kemarin sudah saya bahas, yg utama adalah ngaji kitab sampai khatam. Maka lihat ke rekaman kajian guru tersebut, apakah kitab yg kita mau untuk mempelajarinya benar-benar dibahas sampai khatam, atau cuma sebagian saja tanpa ada kelanjutan. Jika benar sampai khatam, mulai deh kita download dan ikuti kajiannya. Jika nggak sampai khatam, kita bisa coba cari guru yang lain.

KETIGA
Bukan masalah jika kita berpindah dari satu guru ke guru yang lain karena kitab yang berbeda. Karena kadang guru tersebut membahas kitab yg kita inginkan, sedang di guru lain juga membahas kitab lain yg kita inginkan yg tidak dibahas oleh guru yg pertama. Karena dalam ngaji online, kita yg menentukan kurikulum ngaji kita sendiri, dengan memilih dosen sendiri. Namun, saya katakan. Yg lebih afdhol adalah dengan satu guru saja jika memungkinkan. Karena, jika sudah berbeda guru, kadang ada gambaran² masalah yg sedikit berbeda dari guru lain. Atau mungkin metode penjelasan yg berbeda.

KEEMPAT
Sebisa mungkin carilah guru yang memang benar² fokus membahas kita tersebut. Yang tidak ngalor-ngidul ketika membahas satu kitab. Karena terkadang kita jumpai, ada guru yg memang membahas satu kitab, tapi pembahasannya melebar bangetttt. Akhirnya, cuma satu paragraf dari kitab, disyarah diperlebar jadi satu jam kajian. Akhirnya, kitab yg sebenarnya bisa khatam dalam 20 pertemuan misalkan, bisa jadi molor banget sampai 50 pertemuan. Kalau saya pribadi, tidak memilih guru yg seperti ini. Karena bisa merusak pemahaman saya terhadap point inti dari kitab tersebut. Kita diajak muter² hingga akhirnya lupa, point inti kita tersebut apa.

KELIMA
Ketika sudah menemukan guru yg pas, berusahalah untuk membangun kedekatan dengan beliau. Sebagaimana di awal saya singgung, keberkahan itu perlu dalam ilmu. Dan salah satu bentuk cari berkah ilmu adalah dengan memiliki kedekatan dengan guru. Saya pribadi, juga lumayan sering membangun kedekatan dengan para guru online. Baik membangun kedekatan secara online seperti dengan chat beliau, memperkenalkan diri, laporan sudah khatamin pelajaran beliau, kalau idul fitri mengucapkan selamat, dan semisalnya. Juga membangun kedekatan secara offline, dengan bertemu langsung dengan beliau, sowan, memberi hadiah, dan semisalnya.

BAB 3 : MANAJEMEN WAKTU

PERTAMA
Yang patut diketahui dalam dunia belajar online, ada materi kajian live, ada rekaman. Maka jika materinya adalah live, mau nggak mau waktu kita harus menyesuaikan jadwal materi live. Kalau enggak, bisa ketinggalan. Nah, kalo materinya berupa rekaman, ini keuntungannya jadwal bisa kita atur sendiri. Sekarang silahkan dilihat, ngaji kita live atau rekaman. Kalau saran saya sih, lebih baik yg rekaman saja supaya kita bisa atur jadwal sendiri.

KEDUA
Kalau materi online-nya live maka sudab jelas kita nggak bisa otak-atik jadwalnya. Nah, kalo belajar online yang rekaman, kita nggak harus membuat jadwal di jam-jam tertentu. Jam segini jadwal ini. Nggak harus kayak gitu. Patokan dalam membuat jadwal adalah dengan selesainya materi, bukan patokan jam tertentu. Jadi misal, ada 30 materi. Maka target kita materi ini selesai dalam 1 bulan. Berarti sehari minimal kita harus selesaikan materi tersebut. Nah, tinggal buat list saja, hari ini sudah selesaikan materi ini belum. Kalau sudah, centang. Kalau belum, maka dicari waktu yang kosong di hari itu. Harus dicari waktunya !!  Ini yg saya suka, makanya saya anjurkan rekaman apalagi buat yg punya kesibukan dengan jadwal tak menentu. Misal, jam segini jadwal ngaji ini

KETIGA
Belajar online rawan akan kemalasan. Makanya, harus punya 'azam dan tekat kuat untuk disiplin dalam jadwal yang sudah kita buat. Untuk meningkatkan semangat, bisa dengan menempel tulisan motivasi di dinding. Atau di buku harian. Atau di kitab yang kita buat ngaji. Bisa juga dengan mendengarkan materi moodboster (sudah saya bahas apa itu materi moodboster).

KEEMPAT
Beri hukuman kepada diri sendiri. Ketika ada satu yg terlewat tanpa menyimak materi, maka jadikan itu hutang. Sehingga pas hari libur, atau waktu kita banyak yg kosong, kita double materi ngajinya. Istilahnya fiqhnya, qodho' materi yg terlewat.

Oke. Demikian serial tulisan Manhaj Ngaji Online. Semoga bermanfaat, dan bisa kita praktekkan.

و الله تعالى أعلم و هو ولي التوفيق