Kamis, 06 Mei 2021

Amalan 10 Hari Terakhir Ramadhan

 


1. Menghidupkan Malam Dengan Ibadah

Sebagaimana dalam riwayat disebutkan :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: «كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ»

“ Dari Aisyah radhiyallahu anha dia berkata : (( Adalah Nabi shallallahua alaihi wa sallam jika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan maka beliau kencangkan tali sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya )).”

[ HR. Bukhari ]

Diantara amalan-amalan dalam menghidupkan malam 10 hari terakhir adalah ;

            a. Shalat Tarawih dan Shalat Malam

Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“ Barangsiapa yang berdiri (untuk shalat pada bulan) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka akan diampuni baginya apapun yang telah berlalu dari dosa-dosanya.”

[ HR. Bukhari ]

            b. Memperbanyak Doa & Dzikir

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“ Dari Aisyah radhiyallahu anha ; aku bertanya : Wahai Rasulullah, apa pendapat anda jika saya mengetahui sebuah malam adalah lailatul qadar. Apa yang saya baca ? Beliau menjawab (( Ucapkan : Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni )).”

[ HR. Tirmidzi dan ini lafadznya, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan lainnya, berkata Tirmidzi : hadits hasan shahih ]

2. I’tikaf

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ»

“ Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu anhuma berkata : (( Adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan )).”

[ HR. Bukhari ]

3. Membaca Al-Qur’an

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ»

“ Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata : (( Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemui beliau pada setiap malam Ramadhan dan tadarrus Al-Qur’an bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam orang yang paling dermawan dalam sedekah melebihi angin yang berhembus )).”

[ HR. Bukhari dan selainnya ]

4. Bersedekah dan Memberi Makan Orang Puasa

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Ibnu Abbas di atas. Dan juga dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Zaid ibn Khalid al-Juhani radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“ Barangsiapa yang memberi makan berbuka orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi dari pahala orang yang berpuasa tersebut sedikitpun.”

[ HR. Tirmidzi dan ini lafadznya, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan lainnya. Berkata Tirmidzi : hadits hasan shahih ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar